Gamang mata memandang kelam berselimut kabut malam
Riuh gejolak hati berharap asa tanpa arah
Bibir bergumam beriring dengan tawa embun yang mulai gemercik
Mengumpat tiada jelas berlari tiada jejak
Nampak di ujung terjebak dalam kejenuhan menunggu angan
Kaki-kaki tak lagi mampu menimang sepatu
Lumut telentang menghadang kerumunan pagi
Padi bergoyang cemara merayu rumpun bernyanyi tiada nafsu
Memandang kosong sosok muda tanpa nuansa ketegaran
Luka demi luka semakin perih meradang dihantam badai hidup
Kering tenggorokan tak lagi jadi penyakit yang terasa
Hidup tak lagi hidup... nafkah tak tampak nyata... lidah tak mau rasa
Pontang panting roda hidup terkapar dalam basah banjir
Terpuruk kelupas jiwa yang ternoda
Bangkit tiada mampu... Bangun tanpa kuasa... Getir terlindas belaian jaman